Page 5


Apapun yang kita lakukan akan kembali kepada kita, jadi terimalah segala pahala maupun pembalasan terhadap diri kita. 

Jangan mengira kejahatan yang kita lakukan tidak akan ada akibatnya, akan terbukti dan dialami sendiri dalam kehidupan ini atau kehidupan mendatang. 


Kalau tidak percaya berkah dari melaksanakan Buddha Dharma, lihatlah kebahagiaan yang dinikmati oleh para siswa Sang Buddha. 


Karma kehidupan lalu menentukan pahala kehidupan sekarang. 

Karma kehidupan sekarang akan menentukan kehidupan mendatang. 



Bagi orang yang tidak percaya ajaran Karma, akan jatuh terlahir di alam-alam rendah.

Bagi orang yang menghayati dan mengamalkan ajaran Dharma ini, akan terlahir di alam-alam Sorga.




Bagi orang yang mencetak Sutra ini, kehidupannya akan sukses dan dihormati. 


Bagi orang yang menyimpan Sutra ini, akan terlindung dari malapetaka. 


Bagi orang yang mengkhotbahkan ajaran Dharma ini, dalam kehidupannya akan sukses  dan cerdas. 

Bagi orang yang membacakan Sutta ini kepada orang lain, akan dihormati dan dicintai  orang banyak. 

Bagi orang yang menyebarluaskan Sutta ini, akan menjadi maju dan jaya.




Jika karma tidak berakibat, mengapa Bhikkhu Moggallana bertekad menolong Ibunya dari penderitaan alam neraka ?




55.

"Begitulah Ananda, bila engkau ditanya : "Apakah umur pendek karena suatu sebab tertentu ?",. Engkau harus menjawab : "Ya".

Dan tentang pertanyaan : "Apakah sebab umur pendek itu ?",
Engkau harus menjawab :

"Membunuh makhluk hidup, kejam dan gemar memukul dan  membunuh, tanpa mempunyai rasa kasihan kepada makhluk hidup

adalah sebab umur pendek. Orang yang melakukan dan melaksanakan perbuatan ini, ketika badan jasmaninya hancur setelah mati, akan terjatuh ke alam-alam rendah penuh kesedihan dan penderitaan, atau neraka. Atau apabila ia dilahirkan kembali sebagai manusia, dimana saja ia akan bertumimbal-lahir, maka umurnya akan pendek."






56.

"Ananda, bila engkau ditanya  : "Apakah menderita banyak penyakit karena suatu sebab tertentu ?",
Engkau harus menjawab : "Ya".

Dan tentang pertanyaan : "Apakah sebab menderita banyak penyakit itu ?",
Engkau harus menjawab :

"Menyakiti makhluk lain dengan menggunakan tinju, batu, tongkat atau senjata, gembira melihat makhluk lain menderita 

adalah sebab menderita banyak penyakit. Orang yang melakukan dan melaksanakan perbuatan ini, ketika badan jasmaninya hancur setelah mati, akan terjatuh ke alam-alam rendah penuh kesedihan dan penderitaan, atau neraka. Atau, apabila ia dilahirkan kembali sebagai manusia, dimana saja ia akan bertumimbal-lahir, ia akan menderita banyak penyakit."







57.

"Ananda, bila engkau ditanya  : "Apakah rupa buruk karena suatu sebab tertentu ?",
Engkau harus menjawab : "Ya".

Dan tentang pertanyaan : "Apakah sebab rupa buruk itu ?",
Engkau harus menjawab :

"Cepat marah, lekas naik darah; untuk hal kecil saja yang diceritakan kepadanya ia sudah menjadi murka, marah, berkeras kepala, memperlihatkan kegusarannya, kebenciannya dan kecurigaannya 

adalah sebab rupa buruk. Orang yang melakukan dan melaksanakan perbuatan ini, ketika badan jasmaninya hancur setelah mati, akan terjatuh ke alam-alam rendah penuh kesedihan dan penderitaan, atau neraka. Atau, apabila ia dilahirkan kembali sebagai manusia, dimana saja ia akan bertumimbal-lahir, ia akan mempunyai rupa yang buruk."




58.

"Ananda, bila engkau ditanya  : "Apakah mempunyai wibawa / pengaruh sedikit sekali karena sebab tertentu ?",  Engkau harus menjawab : "Ya".

Dan tentang pertanyaan : "Apakah sebab mempunyai pengaruh sedikit sekali itu ?",
Engkau harus menjawab :

"Iri hati, penuh rasa dengki dan benci, mengiri kalau orang menerima hadiah, diberi tempat menginap, penghargaan, penghormatan, dimuliakan, dan diberi persembahan dengan sopan santun

adalah sebab mempunyai pengaruh sedikit sekali. Orang yang melakukan dan melaksanakan perbuatan ini, ketika badan jasmaninya hancur setelah mati, akan terjatuh ke alam-alam rendah penuh kesedihan dan penderitaan, atau neraka. Atau, apabila ia dilahirkan kembali sebagai manusia, dimana saja ia akan bertumimbal-lahir, ia akan mempunyai pengaruh sedikit."







59.

"Ananda, bila engkau ditanya  : "Apakah miskin karena sebab tertentu ?",
Engkau harus menjawab : "Ya".

Dan tentang pertanyaan : "Apakah sebab miskin itu ?",
Engkau harus menjawab :

"Tak pernah memberikan makanan, minuman, jubah, pengangkutan, bunga, wangi-wangian, obat-obatan, tempat menginap, tempat tinggal, lampu dan sebagainya kepada Bhikkhu dan Pandita

adalah sebab menjadi miskin. Orang yang melakukan dan melaksanakan perbuatan ini, ketika badan jasmaninya hancur setelah mati, akan terjatuh ke alam-alam rendah penuh kesedihan dan penderitaan, atau neraka. Atau, apabila ia dilahirkan kembali sebagai manusia, dimana saja ia akan bertumimbal-lahir, ia akan menjadi orang miskin."






60.

"Ananda, bila engkau ditanya  : "Apakah orang menjadi rendah karena suatu sebab tertentu ?",
Engkau harus menjawab : "Ya".

Dan tentang pertanyaan : "Apakah sebab orang rendah itu ?",
Engkau harus menjawab :

"Tinggi hati dan penuh kesombongan, 
tak mau menghormat kepada orang yang patut dihormati, 
tak mau berdiri untuk siapa ia patut berdiri, 
tak memberi tempat duduk kepada yang patut diberi tempat duduk, 
tak memberi kamar kepada yang patut diberi kamar, 
tidak menjamu yang patut dijamu, 
tak memberi hormat dan penghargaan kepada yang patut diberi hormat dan penghargaan, 
dan juga tak memberikan persembahan kepada yang patut diberi persembahan

adalah sebab orang menjadi rendah. Orang yang melakukan dan melaksanakan perbuatan ini, ketika badan jasmaninya hancur setelah mati, akan terjatuh ke alam-alam rendah penuh kesedihan dan penderitaan, atau neraka. Atau, apabila ia dilahirkan kembali sebagai manusia, dimana saja ia akan bertumimbal-lahir, ia akan dilahirkan sebagai orang rendah."






61.

"Ananda, bila engkau ditanya  : "Apakah orang dungu karena suatu sebab tertentu ?",
Engkau harus menjawab : "Ya".

Dan tentang pertanyaan : "Apakah sebab orang dungu itu ?",
Engkau harus menjawab :

"Tak mengunjungi para Bhikkhu dan menanyakan kepada mereka : 

"Apakah yang dimaksud dengan karma baik, Bhante ? 
Apakah yang dimaksud dengan karma tidak baik ?
Apa yang tercela ?
Apa yang terpuji ?
Apa yang harus dilakukan ? 
Apa yang tidak harus dilakukan ?
Perbuatan apakah yang dapat mengakibatkan celaka dan penderitaan untuk waktu yang lama ?
Perbuatan mana yang dapat membawa berkah dan kebahagiaan untuk waktu yang lama ?

adalah sebab menjadi orang dungu. Orang yang tidak melakukan perbuatan ini, ketika badan jasmaninya hancur setelah mati, akan terjatuh ke alam-alam rendah penuh kesedihan dan penderitaan, atau neraka. Atau, apabila ia dilahirkan kembali sebagai manusia, dimana saja ia akan bertumimbal-lahir, akan dilahirkan sebagai orang dungu."







"Ananda, Pemilik dari perbuatan adalah makhluk, ia adalah ahli waris dari perbuatannya, perbuatannya adalah rahim dari mana ia lahir, kepada perbuatannya ia terikat, namun perbuatannya juga merupakan pelindungnya. Perbuatan apapun yang ia lakukan, baik atau buruk, ia juga kelak yang menjadi ahli warisnya.





62.

Terdapat orang yang gemar membunuh makhluk hidup, mengambil milik orang lain, melakukan perbuatan asusila dengan wanita, berbicara yang tidak benar, sering menggosip orang lain, menggunakan kata-kata kasar, suka ngobrol kosong; tamak, berhati kejam dan mengikuti pandangan yang keliru. 


Dan ia terikat erat-erat kepada perbuatannya yang dilakukan dengan jasmani, ucapan atau pikiran. Dengan sembunyi-sembunyi ia melakukan perbuatan-perbuatan, mengucapkan kata-kata dan memikirkan sesuatu; dan sembunyi-sembunyi pula cara dan tujuannya.


Tetapi Aku katakan kepadamu : "Bagaimana tersembunyinya pun cara dan tujuannya, orang itu pasti akan menerima salah satu dari kedua akibat ini, yaitu siksaan dari neraka atau terlahir sebagai binatang yang merangkak."






Demikianlah tumimbal-lahir dari makhluk-makhluk : "Sesuai dengan Karmanya mereka akan bertumimbal-lahir. Dan dalam tumimbal-lahirnya itu mereka akan menerima akibat dari perbuatannya sendiri."


Karena itu Aku menyatakan : "Pemilik dan ahli waris perbuatan adalah makhluk, perbuatannya adalah rahim dari mana ia lahir, kepada perbuatannya ia terikat, namun perbuatannya juga merupakan pelindungany. Perbuatan apapun yang ia lakukan, baik atau buruk, ia juga kelak yang menjadi ahli warisnya. Perbuatanlah yang membuat manusia menjadi mulia dan rendah, kaya dan miskin, bahagia dan menderita."





Setelah membabarkan ajaran Karma kepada Ananda dan para Arahat, lalu Sang Bhagava menambahkan : "Contoh yang telah Saya berikan hanya sebanyak setetes air dibandingkan contoh yang belum diberikan sebanyak air yang ada di sungai Gangga."


Kemudian Sang Bhagava mengucapkan Ovada Patimokkha :


"Jangan berbuat kejahatan, 
Perbanyaklah perbuatan baik, 
sucikan hati dan pikiranmu,
Itulah Ajaran semua Buddha. 

Kesabaran adalah cara bertapa yang paling baik, 
Sang Buddha bersabda : 
Nibbanalah yang tertinggi dari semuanya. 
Beliau bukan Petapa yang menindas orang lain. 
Beliau bukan pula Petapa yang menyebabkan kesusahan orang lain. 

Tidak menghina, tidak melukai, 
Mengendalika diri sesuai dengan tata tertib, 
Makan secukupnya, 
Hidup dengan menyepi, 
Dan senantiasa berpikir luhur, 
Itulah Ajaran semua Buddha."





Kemudian Yang Mulia Ananda berkata : "Pada generasi yang kacau ini, banyak manusia telah mengisi kehidupannya dengan perbuatan-perbuatan jahat dikarenakan ketidak-tahuan mereka akan ajaran dan Hukum Karma. Kami sangat senang dan gembira, Bhante. Dengan panjang lebar dan penuh cinta kasih Bhante telah menguraikan Dharma, menjelaskannya bagaikan orang yang menegakkan kembali apa yang roboh, atau memperlihatkan apa yang tersembunyi, atau menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat, atau membawa lampu di waktu gelap gulita, sambil berkata, "Siapa yang punya mata, silahkan melihat."





Demikianlah Dharma telah dibabarkan Bhante dalam berbagai cara, dan kami berjanji untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh Ajaran Karma mulai hari ini sampai akhir hayat nanti.


Begitu mulianya Dharma ini sehingga bagi siapa saja yang menulis, membaca, mencetak, menyebarluaskan Sutta ini, atau digunakan untuk memuja para Buddha, akan dianugerahi dengan kebahagiaan dan kesuksesan besar. Dan kelak nanti setelah meninggal akan terlahir bahagia di Buddha-Loka tempat para siswa Buddha bersemayam."





Setelah Ananda berkata demikian, para Arahat, para Bhikkhu, para Upasaka, para Dewa, para Asura, para Gandabha, para Makhluk halus lainnya menjadi gembira hatinya dengan kata-kata Sang Bhagava. Mereka berjanji untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh Ajaran Karma ini.




JIKA BERTANYA SEBAB KEHIDUPAN SEBELUMNYA 
YAITU APA YANG DITERIMA PADA KEHIDUPAN INI 

JIKA BERTANYA AKIBAT KEHIDUPAN MENDATANG 
YAITU APA YANG DIPERBUAT PADA KEHIDUPAN INI 



* * * 

Jangan meremehkan kejahatan dengan mengatakan bahwa kejahatan yang kulakukan kecil sekali, tidak akan berakibat apa-apa kepadaku. Tetapi sebenarnya ibarat air yang jatuh setetes demi setetes akhirnya dapat memenuhi sebuah gentong. Demikianlah orang yang dungu sedikit demi sedikit mengisi dirinya dengan kejahatan.


Tidak di langit, tidak di tengah samudera, juga tidak di dalam gua atau di puncak gunung; tidak ada suatu tempat pun di dunia ini yang dapat dipakai orang untuk menghindarkan diri dari akibat perbuatannya yang jahat.


Di alam ini ia menderita, juga di alam sana
Di kedua alam ini orang jahat menderita
Ia menderita karena diganggu oleh pikirannya
Ia akan lahir di neraka dicengkeram oleh derita.





* * *

Jangan meremehkan kebajikan dengan mengatakan bahwa kebajikan yang kulakukan hanya sedikit, tak akan membawa pahala bagiku. Tetapi sebenarnya, ibarat air yang jatuh setetes demi setetes akhirnya orang yang bijaksana mengisi dirinya sedikit demi sedikit dengan kebajikan.


Di alam ini ia berbahagia, juga di alam sana
Di kedua alam ini orang yang baik hidup bahagia
Ia berbahagia dalam menikmati kebahagiaan
Ia menerima pahala dari perbuatannya yang baik.




* * *


Keyakinan yang tidak dilandasi dengan pengertian benar,
akan menimbulkan ketahyulan.

Pengertian yang tanpa disertai keyakinan,
akan menambah pendangan salah.

Keyakinan dan pengertian benar,
tanpa disertai pengamalan tidak akan menghasilkan kebahagiaan.

Keyakinan dan pengertian benar,
jika diamalkan akan dapat terbebas dari penderitaan dan tercapainya Nirvana.


( AVATAMSAKA SUTRA )





* * *


"Dia yang dengan tulus hati mengamalkan 
dan menyebarluaskan Buddha Dharma, 
akan diampuni atas dosa-dosanya, 
akan dilimpahi jasa pahala dan sukacita, 
akan diberkahi dan dilindungi oleh para Buddha, para Bodhisattva-Mahasattva 
dan para Dewa Pelindung Dharma."





* * *

"Sesuai dengan benih yang telah ditabur
Begitulah buah yang dipetiknya,
Pembuat kebaikan akan mendapat kebaikan
Pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula
Tertaburlah olehmu biji-biji benih dan
Engkau pula lah yang akan merasakan buah daripadanya."

(SAMYUTTA NIKAYA )





* * *


Tiada manusia yang mulia karena kelahirannya,
Tiada manusia yang tercela karena kelahirannya,
Manusia menjadi mulia karena perbuatannya,
Manusia menjadi tercela karena perbuatannya.

( VASALA SUTRA )




* * *


SUATU PERBUATAN YANG DIKETAHUI AKAN MEMBUAHKAN KEBAIKAN, 
HENDAKLAH SECEPATNYA DILAKUKAN.